Archive for October, 2008

Gara2 Sangkuriang gunungnya jadi terbalik

October 31, 2008

Kalau mau mencoba jadi pendaki gunung boleh dimulai dengan gunung Tangkuban Perahu. Pertama kali mendaki gunung ini saat kelas 5 SD dengan modal nekat yang dimulai dari jalan Jayagiri menjelang matahari terbenam. Untung ketemu para pendaki gunung lain dan anggota Wanadri, kelompok pecinta alam yang membimbing kami segerombolan murid nekat tanpa pengalaman dan persiapan memadai. Dengan mereka akhirnya bisa sampai di base camp jam 8 malam setelah ngos2an dan lutut pegal akibat drama pendakian amatir kami. Pengalaman itu membuat saya ogah jadi pendaki gunung karena penderitaan waktu itu, haus, serta cuaca dingin yang menggigit. Saat itu cuma membayangkan betapa enaknya tidur di rumah di kasur empuk dan selimut hangat dibandingkan di kemah yang begitu menyiksa. Ah dasar anak2 bengal.

(more…)

Terbukti besar dan panjang di tempat

October 30, 2008

Saya sering memperhatikan iklan yang menawarkan jasa aneh bin ngawur seperti pembesaran penis di atas. Biasanya banyak ditemukan di berbagai media kuning yang terbit di Jakarta. Kadang berbentuk stiker yang ditempel di angkutan umum seperti minkrolet atau metromini. Bukan hanya masalah penis, media cetak jenis ini juga menyediakan kolom khusus bagi yang ingin mempromosikan kesaktiannya mengobati berbagai penyakit melalui penyembuhan alternatif, ajimat, hingga jasa santet dan tentu saja pelet bagi para jomblo yang merindukan pasangan hidup. Bahasa yang disajikan tentu saja vulgar yang menawarkan steamy sex life(more…)

Syekh, Syaikh, Sex …

October 25, 2008

“If the rights of Muslim women become problems for Muslim men, it is not because of Alquran or Islam itself; it is because these rights contradict with the wants of the elite Muslim men.” (Fetima Mernissi)

Sudah banyak peristiwa kekerasan atas nama agama di negara ini. Syek Puji adalah aktor terbaru dalam lakon prilaku sex rade gelo yang juga mengatasnamakan agama. Betapa institusi ini sering menjadi tameng chauvinism termasuk dalam relasi kehidupan suami istri berikut kasus poligami2 yang seringkali memanfaatkan tafsir patriaki.

Syekh Puji (Pujiono Cahyo Widianto) pemimpin sebuah pesantren di Semarang itu mestinya sudah dibui karena menikahi Lutfiana Ulfa yang baru berusia 12 tahun dan tentu saja masih di bawah umur. Dengan alasan apapun, termasuk justifikasi agama, ia sudah melanggar rasa keadilan masyarakat dengan prilaku ngawurnya itu. Saya tidak tahu isi hati nuraninya, tapi saya yakin semua orang sependapat bahwa orang seperti ini sudah bisa dikategorikan sebagai sex offender dan harus menjalani hukuman termasuk rehabilitasi mental “horny” nya. Prihatin rasanya melihat agama sebagai salah satu pranata sosial terpenting menjadi ajang berlindung prilaku amoral orang2 yang seharusnya menjadi panutan. (more…)

Baking for the love of my life

October 22, 2008

Lagi kena penyakit bosen, gak tahu mau nulis apa, jadi iseng aja motret alat2 baking yang biasa saya cari2 kalau mau eksperimen resep baru. Saya enjoy ber baking ria kalau ada kesempatan buat menyenangkan anak saya yang gembul itu. Ia seringkali minta dibuatkan makanan favoritnya kalau kami sama melihat resep2 menarik di internet. Ini foto2nya. Enjoy.

(more…)

Lensa kamera saya suaranya kayak gergaji

October 20, 2008

Beli lensa yang terbaik sesuai budget daripada gonta ganti body kamera. Itu prinsip yang saya pegang, mungkin juga banyak fotografer. Hampir setiap tahun selalu ada body kamera terbaru yang dikeluarkan oleh para produsen dengan gimmick berbagai feature teknologi termasuk konvergensi antara kamera dan video (Canon 50D dan Nikon D90). Pertanyaannya apakah memang diperlukan teknologi tersebut atau hanya sekedar keinginan mengikuti trend. Kalau saya sih belum perlu dan masih puas dengan kinerja Canon 40D yang jauh dari cukup termasuk pemotretan komersial sekalipun. Bersama Canon 40D inilah lensa2 yang selalu setia menemani sesi pemotretan yang saya lakukan. (more…)

Wall Street itu …

October 17, 2008

We put those contributions there so as to give the contributors a legal, moral, and political right to collect their pensions and their unemployment benefits. WIth those taxes in there, no damn politicians can ever scrap my social security program” (Franklin Delano Roosevelt tentang Social Security Act)

Kantor saya sering didatangi para “pialang” perlente yang mengenalkan dirinya sebagai karyawan di salah satu perusahaan di Bursa Efek Jakarta . Mereka menawarkan berbagai jenis investasi dan tentu saja selalu menjanjikan keuntungan asoy dari uang yang kita tanam. Dengan modal 100 juta kita sudah bisa bermain indeks saham2 di bursa seluruh seperti Hang Seng atau Nickei. Lebih gila lagi pialang ini berani menawarkan keuntungan hingga 100% dari margin transaksi. “Mudah koq transaksinya dan bisa dilakukan di mana saja dengan sistem on-line”, bujuk mereka. “Belum lagi pasar yang sangat liquid hingga tidak perlu menunggu pembeli kalau kita ingin menjualnya lagi” tambah semangat mereka berbusa. Saya sih diam aja, bego, gak ngerti sama sekali dan sebenarnya pengen ketawa. Nawarin investasi njlimet koq sama saya yang boro2 punya pengetahuan tentang dunia finansial, masuk gedung BEJ saja belum pernah, dan tentu saja cekak. Ribut2 mengenai kebangkrutan Wall Street saya jadi merenung, mungkin kepolosan calon investor lah yang diharapkan oleh mereka sebagaimana ketidaktahuan 200 ribu pemilik rumah yang disuruh menandatangai pinjaman dalam sistem Interest Rate Only (IRO) dalam pembayaran kredit pemilikan rumah mereka sebagai awal malapetaka krisis ekonomi yang terjadi saat ini. (more…)

Lebaran dan Bandung semakin panas

October 8, 2008

Lebaran kali ini saya rayakan di Bandung setelah hampir lima tahun selalu di Jakarta. Berangkat ke kota ini tiga hari menjelang hari H saat puncak kemacetan para pemudik. Untungnya tidak seperti berita2 di media, jalanan cukup lancar dan waktu tempuh 140 km bisa ditembus dalam dua jam melalui tol Cipularang yang lengang. Tempat tinggal saya berdekatan dengan Mesjid Agung di Alun2 yang ramai dengan pusat2 perbelanjaan. Jadi suasananya hiruk pikuk menjelang lebaran kemarin plus pedagang kaki lima yang semakin mempersempit jalan. Bukan hanya kendaraan bermotor yang tidak bisa bergerak, manusia pun harus banyak sering berhenti akibat berjubelnya orang yang berbelanja. Pokoknya riweuh dan ini kesan saya tentang kota ini. (more…)