Hong Kong (1)

Saya tiba di Hong Kong International Airport (HKIA) jam 14.25 setelah menempuh perjalanan 3.5 jam dari Singapura menggunakan pesawat Singapore Airlines. Sebelumnya saya harus menempuh penerbangan di jam 6 pagi hari, jadi selalu menyiksa karena harus bangun sebelum jam tiga dini hari dan bersiap ke lapangan udara saat orang-orang masih terlelap tidur. Walau kelelahan, selalu berdecak kagum melihat kehebatan dan kemewahan HKIA yang konsepnya arsitekturnya banyak diterapkan di lapangan terbang antar bangsa Malaysia. Selalu ada petugas yang bisa berbahasa Inggris dan siap ditanyai kalau2 anda tersesat, namun kecil kemungkinannya karena petunjuk arah begitu jelas.  Ini sekedar travelogue atau rekamana perjalanan saya saat melakukan perjalanan dinas ke HK dan Cina.

Pemeriksaan imigrasi berjalan dengan cepat walau antrian mengular hingga 60 orang di depan. Hong Kong menerapkan efisiensi dalam segala hal termasuk pengaturan pergerakan para penumpang pesawat di salah satu lapangan udara tersibuk di dunia ini. Tidak diperlukan Visa untuk berkunjung ke HK bagi warga Indonesia, tapi kadang banyak peremuan single yang dicurigai karena dianggap berniat bekerja secara illegal.

Dari airport selain taksi biasanya saya menggunakan Airport Express, kereta super cepat yang bisa tiba di pusat kota dalam waktu kurang dari 30 menit. Kalau menggunakan taksi biasanya lebih dari satu jam karena kemacetan di dalam kota terutama pada saat jam-jam sibuk. Tiket Airport Express bisa dibeli sebelum pintu keluar atas tepat setelah pemeriksaan pabean/bea cukai. Dari airport harganya maksimal 100 dolar (HK) untuk tujuan ke HK.

Tiba di stasiun tujuan bersama dengan kolega saya yang menjemput langsung menuju ke pelabuhan feri dengan tujuan Zhuhai, kota pelabuhan paling Selatan di Cina yang berhadapan langsung dengan Hong Kong. Sambil menunggu keberangkatan kami menikmati roti toast dan teh susu (milk tea), sebuah ritual yang harus dilakukan bila anda berada di Hong Kong. Kedua kudapan ini menjadi salah satu menu wajib untuk sarapan atau sekedar ngopi di sore hari. Saya  sadar kalau di HK kultur teh nya sangat kuat, makanya kopi jarang dipesan walau tersedia di dalam menu.

Perjalan dengan feri dari HK ke Zhuhai hanya memakan waktu satu jam dan langsung disambut udara dingin pada saat kapal merapat di pelabuhan. Perlu waktu 30 menit untuk tiba di hotel yang seperti mini Las Vegas saking besarnya beserta lampu warna warni yang menghiasi komlek hotel milik pemerintah Cina.

Di sini kami harus bertemu sebuah organisasi internasional yang bekerja untuk meningkatkan produktivitas pekerja pabrik di Cina. Bayangkan sebuah negara yang bergerak cepat tetap bersemangat untuk terus tumbuh berkembang dan tidak merasa puas dengan apa yang telah dicapainya. Malam di China ditutup dengan makan malamyang rasanya lumayan karena mata sudah terlalu teler untuk diajak menikmati kuliner di sini. Segelas kopi dari Kolombia yang di pesan di restoran sebelah hotel  untuk menghangatkan badan rasanya kurang sedap, walau pun lumayan karena belum diinjeksi kafein sejak siang tadi. Malam itu dalam cuaca dingin saya harus berselimut tebal di kamar hotel yang tidak dilengkapi dengan alat pemanas atau heater, sementara angin di luar bunyinya seperti adegan awal film horor …   Bersambung.

Tags: , ,

4 Responses to “Hong Kong (1)”

  1. boy Says:

    pantulan cahaya di menara-nya keren om…

    Paling seneng kalau motret sore hari karena cahayanya sangat asyik Boy.

  2. thesaintdevil Says:

    Cakep ulasan singkatnya om Toni… ^_^
    kalo ada waktu mampir ke Zambra Cafe di aderah Wan Chai…
    koleksi kopi nya MANTEEBB!! 🙂

    Moga2 lain wkatu saya ke HK lagi Sandy 🙂 Thanks ya.

  3. Ivy Says:

    aduh ga bisa bayangin deh suhu 10C pake baju kaya mas toni hahaha…bisa mati berdiri aku

    Jangan deh Vy … pengalaman menyiksa yang gak bakal lupa. Ini akibat pengen gaya 🙂

  4. wien Says:

    buset de 10 derajat cuma pke sgituuu.. gimana tuh om toni ngatasin rasa dinginnyaaa… @_@||

    Dingiiiin banget, salah kostum, jadinya tersiksa sepanjang perjalanan 🙂

Comments are closed.