Kalau ke daerah enaknya memang mencari makanan khas setempat walau jajajan Palembang seperti pempek sudah ada di mana-mana. Beberapa jenis makanan ini adalah sebagian kuliner yang sempat saya cicipi. Harganya murmer dan tentu saja sering membuat kalap.
Martbak HAR sudah tidak asing lagi bagi orang Palembang bahkan sudah membuka cabang di Jakarta dan Bandung. Tentunya lebih sedap dinikmati di tempat asalnya saat Haji Abdul Rojak membuka restoran martabaknya puluhan tahu lalu di jalan Sudirman pusat kota Palembang. Harganya 10 ribu per porsi untuk yang berisi dua telur. Pembeli tidak pernah berhenti di restoran ini, kadang saat jam sibuk semua tempat duduk terisi penuh. Layanan super cepat, kurang dari lima menit satu porsi martabak sudah siap tersaji, cukup untuk mengenyangkan perut kita.
Pempek di atas dipanggang dengan menggunakan wadah daun pisang yang menghasilkan aroma harum semerbak. Tidak perlu ke restoran karena banyak dijual di warung2 pinggir jalan. Harganya per porsi 7.500 dan tentu saja lebih nikmat diberi saus cuko pedas yang kental kehitaman.
Pindang ikan gabus merupakan salah satu favorit makanan saya. Rasanya asam pedas dengan wangi daun kemangi. Menu ini biasanya disajikan untuk menemani makan siang.
Makanan dadar jiwo (savory) agak sulit ditemukan karena sudah tidak terlalu banyak pedagang yang menjualnya. Terbuat dari tepung terigu untuk lapisan luar dan pepaya muda yan ditumis dan diberi gula sehingga rasanya agak manis. Sama seperti pempek, makanan ini disajikan dengan saus cuko, sebuah kombinasi asam, manis, dan pedas.
Sarikayo hijau yang rasanya manis sering dijumpai saat lebaran atau dalam acara2 pesta pernikahan. Dulu disajikan dengan ketan dibagian bawahnya, tapi sekarang lebih banyak dibuat secara utuh. Terbuat dari telur, santan, duan pandan, dan gula yang dikukus.
Kue pari sama seperti bugis, namun bentuknya memanjang, termasuk salah satu kue khas dari Palembang.
Kumbu yang terbuat dari kacang merah agak sulit menemukannya karena termasuk jenis makanan bari (kuno). Rasanya manis cocok untuk menemani minum teh atau kopi.
Itu saja eksplorasi kuliner dari bumi Sriwijaya yang lumayan bisa menambah berat badan π
Tags: dadar jiwo, kue khas palembang, kue palembang, kue pari, kuliner plaembang, kumbu, makanan palembang, martabak haji abdul rojak, martabak har, pempek panggang, pindang ikan, sarikayo hijau, tekwan
May 1, 2009 at 3:50 pm
Mengharapkan besok makanan-makanan yang tertera diatas ada yang dibawa untuk icip-icip sembari ngopi π
May 1, 2009 at 5:17 pm
Yum. Belum pernah coba dadar jiwo. Tapi dari deskirpsi Pak Toni, ini kayaknya jenis makanan yang saya senangi.
Di Canberra ada bbrp ‘produsen’ pempek. Ada satu gerai tetap yang tempatnya agak jauh dari rumah saya (15 menit nyetir). Ada juga bbrp ibu2 yang menerima pesanan kalo pas mau bikin banyak. Saya baru pesen 8 hari ini lho. Jadi gak sabaran! π
May 2, 2009 at 4:36 am
Ton…sadis..kejam..teganya dirimu menyiksa diriku dengan foto2 makanan yg bikin ngences π¦ Sama empek2 Sari Sanjaya enak mana Ton? kalo SS dari Plaju..menurutku disitu cukonya enak banget. Kumbu juga suka daripada disuruh makan bubur kacang hijau semangkuk..enakan gigit yg potongan begini. Kirim empek2 dong π
May 2, 2009 at 10:57 am
Adu mak !, kalu cak itu aku jadi sering ingnet ibu samo aba, ton, inget waktu kecik ibu bikin ke aku kue dadar jiwo, aba senang nian dengan kue itu jadi nangis aku tonnnnn
May 2, 2009 at 11:18 pm
Seperti biasa, foto2nya membuat drooling….
Aku waktu tinggal di Jakarta sering makan Sarikaya Hijau, Pempek & Tekwan karena tetangga orang Palembang.
Saus cuko asli Palembang kental sekali ya dan pedesnya itu lho….Oh, martabak HAR ada cabangnya di Jakarta? Nanti dimampirin…
May 3, 2009 at 8:56 am
wuiiiih…..mauuuuuu…. btw mas toni, itu pake lensa apa biar bokeh nya oke gituuuu
May 4, 2009 at 4:54 pm
Kang, saya mau pesen pempek panggang satu, sama pindang ikan gabus satu, nasinya jangan lupa. Terus penutupnya sarikayo hijau, minumnya es teh manis. Cepet ya kang, gak pake lama, haha!
May 4, 2009 at 11:07 pm
60mm ya mas ?
May 6, 2009 at 1:11 am
oooo yg wkt itu bawa ke kopdar ya mas….berat lensanya…berat harganya jg hahaha
May 13, 2009 at 5:37 pm
foto fotonya benar benar mana tahan. Yg paling kejam itu foto martabak berenang kuah coklat…….. fotonya aja maknyus apalagi aslinya. Di jakartanya dimanakah cabangnya???…saya sdh siap siap meluncur nehh…
May 28, 2009 at 3:37 pm
Lemak jugo masakan aku tuh cak nyo……………
ngapo foto yang masak dak ngatek……….
May 28, 2009 at 8:36 pm
Mas Toni bikin saya “ngiler”, fotonya “berbicara” sangat….
Jadi ingin tekwan eui. Sluurrrp..
June 17, 2009 at 10:42 am
martabak HAR-nya bener-bener pengen aku makan sekarang…memang uapik tenan hasil jepretanmu, mas..:)
June 29, 2009 at 3:12 pm
salam kenal mas toni,,,,
foto2nya jd penghibur kami yg lagi merantau,,
wihh,,,jadi inget ortu nih,,,,
mak,,,,,kami balik minggu depan,,,,
masakkan kami yoh,,,,,,,,,,,,
September 8, 2010 at 1:55 pm
Enak tenan!! Mau…..
π
October 8, 2010 at 5:53 am
mohon izin menggunakan foto-foto kuliner tersebut untuk kepentingan pendokumentasian kuliner khas palembang di Kantor Balai Pelestarian Sejarah dan nilai Tradisional Padang.
terima kasih
Rois L Arios