Kopi saya : Espresso (1)

“Ngapain minum espresso? Itu kan kopi pahit” Itu komentar teman2 saya kalau pesan kopi ini disebuah resto kopi. Ah, saya sudah kadung cinta dengan espresso, ia sebeanrya tidak pahit, tapi memang disajikan dalam porsi 30ml istilahnya single shot, tapi inilah kopi yang sebenarnya dan saya punya passion tersendiri terhadap jenis minuman ini. Espresso biasa diminum sepanjang hari dan anda harus mencobanya untuk merasakan kenikmatan this real black devil.

Espresso adalah jenis minuman kopi yang dihasilkan dengan cara memberikan tekanan udara melalui sebuah mesin khusus. Menjadi minuman sehari-hari terutama di Italia disajikan dengan atau tanpa gula sesuai selera. (lihat posting saya terdahulu tentang kebiasaan orang Itali nyeruput espresso di sini).

espresso10

Saya tergila-gila dengan espresso gara2 suka melancong ke situs Cofeegeek dan menonton juara dunia barista (ahli penyaji kopi) Paul Basset di kanal TV Discovery Travel & Living. Paul Basset & Coffeegeek mengajarkan bagaimana membuat espresso yang benar bagi para penggemar kopi beserta tips yang sangat berguna seperti bagaimana cara memilih mesin espresso beserta peralatan pendukungnya.

Cita2 saya adalah memiliki mesin espresso Rancilio Silvia dari Itali yang harganya sekitar 500 dolar lebih di luar negeri. Caswell di daerah Kemang menjualnya dengan harga 8.5 jutaan karena harus membayar berbagai pajak import. Namun karena Rancillio lumayan mahal, maka saya harus puas dengan mesin espresso Electrolux yang harganya lebih murah, tapi tetap bisa menghasilkan espresso yang “lumayan” untuk sekedar ngopi di rumah.

Mari kita berkenalan dengan alatnya :

esp.jpg

Ini mesinnya yang sudah setia membuat espresso bertahun-tahun dibeli di Electronic City Jakarta.

Tombol2nya tidak terlalu rumit, yang kiri atas adalah tombol untuk frothing (proses untuk membuat susu mengembang, biasanya digunakan untuk capuccino atau latte) dan membuat espresso. Kiri bawah tombol on/off, sedangkan yang besar di kanan untuk diputar saat membuat kopi (putar kanan) dan frothing (kiri).

esp3.jpg

Yang terakhir adalah tiga ukuran filter, kecil (1/2 gelas), sedang (1 gelas), dan besar (2 gelas). Ini jenis pressurized filter, artinya filter yang tidak cerewet dan selalu bisa menghasilkan espresso dengan resiko kegagalan yang minimal. Mengapa demikian? Mesin espresso seperti Rancilio tidak membuat filter jenis ini, jadi takaran kopi dan proses tamper harus dilakukan secara benar dalam proses pembuatan espresso. Ribet ya ? Tapi bagi saya, ini hobi yang menyenangkan sekaligus mengasyikan.

Karena mesinnya bukan sekelas mesin profesional, maka tamper (untuk menekan kopi) bersatu dengan sendok kopi dan terbuat dari bahan plastik. Kalau mau serius, anda bisa membeli tamper dari bahan alumunium atau stainless dengan harga bervariasi antara 400 ribu ke atas.

Yang di atas disebut dengan portafilter, yaitu alat untuk menempatkan kopi. Gagangnya sekali lagi terbuat dari plastik hinggan cukup ringan. Mesin espresso kelas prosumerย  menyertakan portafilter yang terbuat dari bahan stainless berdiameter 53 atau 58mm dan tentu saja lebih berat (450-500 gr)

Posting selanjutnya : praktek membuat espresso dengan mesin ini.

* * * * *

Tags: , , , , ,

15 Responses to “Kopi saya : Espresso (1)”

  1. thetoomuchcoffeeman Says:

    saya juga punya electrolux seperti bapak (my first espreso machine actually)…..
    saya bilang untuk rumahan cukup baik dengan harga yang paling terjangkau…
    sekarang sehari-hari saya memakai ECM michelangelo, kadang-kadang Expobar Office Control dan Rancillio Silvia….
    saya biasanya juga minum espresso (sambil cek setting mesin dan grinder), sekarang karena baru buat bottomless portafilter saya minum double ristretto untuk liat tamping saya baik atau tidak….pakai single sebenarnya tidak bisa terlalu bagus karena design filter basket nya yang ‘aneh’
    saya juga nge-fans dengan Paul Basset tp saya lebih nge fans lagi dengan Toby Smith (owner kafe tempat Paul kerja dulu dan trainer nya Paul)…
    di kafe Toby, telah menghasilkan 2 juara dunia, Paul Basset WBC Champion 2004, Scottie Callaghan Latte Art World Champion 2006…tp setelah sukses mereka merintis usaha sendiri ๐Ÿ™‚

    sekarang saya sedang iseng mempersiapkan barista masa depan: http://kaskus.us/showthread.php?t=626240

    Electrolux ini memang paling murah, dan selalu bisa menghasilkan espresso karena pressurized porta filternya. Untuk ECM saya pengen banget Giotto, maklum Michael Schommers, pakar kopi, terkesan dengan mesin ini dan menyebutnya sebagai Rolls Royce-nya mesin espresso.
    BTW, grindernya pake apa? Saya sedang cari Mazzer Mini buat di rumah, tapi koq belum nemu ya importirnya di Jakarta?. Wah ternyata ada pakar lain Tobby SMith, I will check on him.

  2. thetoomuchcoffeeman Says:

    mungkin maksudnya David Schomer…
    Toby Smith pernah muncul juga di acaranya Paul Basset kok, Pak
    http://www.tobysestate.com.au

    saya grinder cuma pakai Compak dan Expobar Gourmet, maunya sih Mazzer ๐Ÿ™‚
    Giotto udah ganti nama jadi Rocket dan harganya 20jt, available in 2 weeks…
    Mazzer pernah dengar dijual di merdeka coffee dan Saeco Cideng…

    He3x, kow saya malah kesasar nyebut nama orang. Saya sudah cek di Cideng tapi waktu itu mereka lagi kosong, coba deh di Merdeka. Kalau pas di Bandung boleh ya kita ngobrol, sekalian saya mau belajar jadi barista di sana. Glad to find someone who passionate about coffee. ๐Ÿ™‚

  3. Heri Setiadi Says:

    Benar sekali Pak Toni … Espresso itu (kalau blend nya ok, bikinnya bener) memang mustinya tidak pahit. Dan satu lagi … ini kata orang Itali sendiri, Espresso yang bagus itu, habis minum kita gak perlu minum air putih (taste nya tidak dry, dia bilang).

    Setelah beberapa waktu trial and error … akhirnya saya menemukan juga Espresso Blend yang ok, at least menurut saya .. hehehee … soalnya kadang sulit juga ya Pak, namanya taste, masing2 orang punya preferencenya sendiri2. Ya itulah Espresso yang Pak Toni biasa cicipi di cafe saya. Menurut Pak Toni gimana? Saya butuh masukannya.

    Agak sulit mencari blend yang tepat untuk Espresso, apalagi kalau kita hanya menggunakan kopi lokal. Karena karakteristik kopi kita itu hampir mirip sebenarnya, yaitu Full Body. Untuk aromanya, menurut saya kopi kita masih kalah dengan kopi2 dari Amerika Latin atau Afrika.

    Sekarang bagaimana nih caranya supaya orang Indonesia bisa menikmati Espresso …. rasanya butuh waktu ya Pak Toni …

    Persis pak, makanya kopi Indonesia sering di blend dengan Amerika Latin, jadi kombinasi full body plus aroma dari sana. Lavazza, produsen kopi dunia banyak menggunakan kopi kita, kalau Starbuck sih apalagi.
    Mungkin benar kata orang sana, ada dua kemungkinan saat pertama kali taste espresso, ketagihan atau tidak sama sekali. Kalau sudah ketagihan rasanya tidak akan pernah bisa lepas dari jenis minuman ini, seperti kita2 ini :).
    Espresso di cafe pak Heri sudah OK koq, mungkin saya yang harus banyak belajar pak. :).

  4. Andree Tan Says:

    Dear Pak Toni,

    Pak saya sangat antusias dengan espresso setelah baca blog bapak. Selama ini saya minum kopi tubruk Sumatera Selatan yang kebetulan sudah di produksi sejak tahun 1958, dan kebetulan perusahaan tersebut milik kakek saya. Saya jadi pingin coba bikin espresso sendiri dengan kopi saya tadi. Bisa gak saya dikasih info mengenai harga mesin espresso electrolux, sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih.

    Dear Pak Andre. Terimakasih kalau tulisan saya mengenai espresso membuat Pak Andre jadi bersemangat untuk mencicipi kopi pekat ini. Harga mesin ini sekitar 1.2 juta, mungkin yang termurah di pasaran. Moga2 Elextrolux masih memasarkannya. Wah boleh cerita dong tentang kopi Palembang, jadi ngiler nih. Salam

  5. Andree Tan Says:

    Dear Pak Toni. Thanks berat atas infonya. Saya segera hunting mesin electroluxnya, sebelum beli miss Silvia seperti pak Toni (mahal bok… hehehe)
    Kopi palembang produksi kakek saya sudah ada sejak taon 1958, saat ibu saya, anak pertamanya berumur 1tahun. Ceritanya tuh kopi sudah besarin semua anak kakek saya, total ada 7orang. Jadi banyak jasanya (ciee….)Sekarang yang ngurus perusahaan anaknya yang paling kecil alias om saya.
    Kopi ini hanya beredar di Sumatera selatan aja. Saat Periode Presiden sebelum ini, Kopi ini sering dipesan untuk dikirim ke Istana (sebulan 60kg an)
    Btw, kalo pak Toni bersedia cicip Kopi saya, saya pingin kirim untuk pak Toni. Please info alamat kirimnya ke email saya A_Tandokalo@yahoo.co.id, saya sangat mengharapkan komen pak Toni sebagai coffee lover sejati atas kopi ini (untuk masukan kalo ada yang kurang dengan tastenya). Thanks

    Waah terima kasih sebelumnya pak Andre. Saya akan kirim alamatnya ke email Bapak dan tentu akan saya tulis dalam blog ini mengenai kopi tesebut. Satu hal pak mengenai mesin espresso Electrolux, ini barang bagus, bandel, dan mudah perawatannya. Yang penting ia selalu bisa menghasilkan kopi yang pas karena sistem pressurized portafilter-nya. Saya bertaruh pak Andre akan meninggalkan metode pembuatan kopi dengan cara menuang air panas. Selamat jadi Barista. ๐Ÿ™‚

  6. andy Says:

    Salam kenal Pak Toni,
    Thanks loh buat artikelnya, saya tertarik dengan usaha kafe, kira2 Bapak dpt memberi gambaran apakah prospek bisnis ini bagus tidak? baik jangka pendek atau jangka panjangnya.
    Kalau Bapak tahu kira2 berapa modal minim untuk membuka cafe (seperti kafe mahasiswa bukan semacam starbuck)

    Thanks,

  7. choy Says:

    Pak Andre kalo boleh saya mau pesen juga dong kopi palembangnya..atau kalo di jakarta saya bisa dapatkan dimana ya ? mohon infonya..saya salah seorang penikmat espreso tapi masih espreso seduhan saja…thanx atas atensinya …buat pak Toni..salut banget udah bisa mencicipi kopi dari berbagai daerah…saya sangat suka membaca artikel2 tentang kopi…salam kenal juga buat semuanya yg membaca artikel ini

  8. kokok, Says:

    lam kenal,,,,,,
    aku punya masalah dengan msin kopi merk
    nuvo simoneli……….
    pompa mesinya gak bisa ngangkat air dari filternya….
    mohon petunyuknya or kasi rekomend mesti kemana…..
    thank…………

    Salam kenal juga, coba hubungi Faisal dari “Toffin Coffee”, di google aja, saya hilang nomor teleponnya. Moga2 dia bisa bantu. ๐Ÿ™‚

  9. koffeetyme Says:

    pak..saya mau tanya, kalo mesin electrolux ini bisa nggak dipake buat coffeeshop skala kecil? soalnya mau beli rancilio silvia masih mahal banget pakk

    Tentu bisa, tapi jangan terus dinyalakan karena mesin ini tidak punya fasilitas “self flush” yang akan mengakibatkan panas berlebihan di boilernya.

  10. koffeetyme Says:

    saya bisa dapatkan dimana ya?masih produksi ga kira2? atau bapak mau menjual electrolux nya karena sudah punya rancilio? hehhee

  11. vanatic Says:

    Well, I can understand. Everyone has their own passion about their interest, no matter how complex it is. For espresso thing, I also sometimes wonder, why people like it, instead of its quite expensive price, less amount, the first thing that I don’t like is its taste of course! Hehe. Personally, I prefer coffee latte to espresso.

  12. Andri Says:

    Pak toni saya sangat tertarik dengan ECM Giotto, dimana saya bisa membelinya?? terimakasih..

  13. Anonymous Says:

    guys.
    ada yg bisa rekomendasi espresso machine ukuran kecil ?
    rencana buat ditaruh di kantor.
    user hanya sekitar 10 cups per hari

    regards,
    iwan

    • Arie Says:

      pakai yang bmanual saja pAK ADA DI cv.VITO bisa buat untuk 6 cups harganya murah kok nggak sampai 1 jt kalau yang m,au pakai tekanan bisa pakai presso ini juga nggak pakai listrik jadi hemat energi, kalau mau yang makai listrik yang semi otomatic pakai saeco yang sudah termasuk grinder typenya via vinetto combi pak ini sudah termasuk pembuat foamnya juga jadi bisa membuat espresso hingga latte

  14. Reza Says:

    jual kopi takengon harga 65rb/kg beans, ( sudah termasuk ongkos kirim hanya ke jawa, selainnya hanya tambah ongkos kirim)fresh, pesan baru diolah, jd ga usah khawatir kopi slalu fresh. call/sms 081391125254 pesan kopi sumatera yang lain jg bs..

Comments are closed.