Dago Pakar

dp

Kalau New York punya hutan kota Central Park, Bandung pun punya Taman Hutan Juanda yang asri di kawasan Dago. Dengan luas 590 hektar, taman ini menjadi sumber resapan mata air dan paru2 kota Bandung yang sudah semakin sumpek. Sayangnya pembangunan perumahan elit di kawasan resepan air ini seperti tidak terawasi dengan baik. Munculnya komplek2 pemukiman baru membuat sumber mata air bagi PDAM Bandung dikhawatirkan akan semakin berkurang.

dp2

Tujuannya gampang ditempuh dengan kendaraan umum yang akan berhenti di terminal Dago. Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi bisa menggunakan jasa ojek yang banyak tersedia.

dp4

Tiket masuk 8 ribu per orang dan mobil 10 ribu. Bagi yang gemar hiking atau sekedar jalan santai, di sini tempat yang cocok untuk aktivitas tersebut sambil menghirup segarnya aroma hijaunya hutan ini.

dp13

Selain hutan, di sini tempat dua gua yang digunakan oleh tentara Belanda dan jepan saat perang kemerdekaan. Jaraknya hanya sekitar 500 meter dari pintu masuk. Para pemandu menyediakan jasa penyewaan lampu senter dan sedikit pengetahuan sejarah mengenai asal usul gua ini.

dp9

Bila kuat berjalan hingga sejauh lima kilometer terdapat air terjun Maribaya, jasa ojek bisa dipergunakan untuk menghemat tenaga. Secara keseluruhan Taman Hutan ini cukup nyaman untuk dilalui karena sudah tersedia paving block. Sayangnya agak kurang terawat dengan sampah yang bertebaran di mana2.

dp10

dp12

dp8

dp15

dp5

Di beberapa tempat terdapat saung atau warung2 kecil bisa dimanfaatkan untuk sekedar lesehan dan menikmati jagung bakar. Minuman yang berwarna seperti air teh itu adalah “lahang” yang sudah sangat jarang ditemukan. Pembuatnya, Supardi, mungkin hanya dari sekian orang yang maih mau bersusah payah memanjat pohon nira dan memprosesnya menjadi sebuah minuman manis dan segar.

dp6

Kawasan Dago Pakar tempat hutan ini berada menempati posisi penting bagi orang Bandung. Sebagai daerah resapan air, semestinya pembangunan kawasan pemukiman elit di sekitar wilayah ini dikontrol dengan ketat. Kalau tidak, mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama penduduk Bandung akan kehilangan paru2 kota dan sumber air bersih bagi mereka.

* * * * *

Tags: , ,

4 Responses to “Dago Pakar”

  1. sunan hasan Says:

    luar biasa, mantab, kapan nih diajak hunting. biar bisa belajar sama ahlinya.

    Terima kasih mas Sunan, saya pegang janjinya, jadi tunggu waktu yang tepat. Maklum Mas Sunan kan lagi sibuk tim sukses πŸ™‚

  2. Elyani Says:

    Ton disini yg namanya trails dan parks betul2 sangat dijaga. Nanti aku nulis tentang Cathedral Grove salah satu cagar hutan yg dipenuhi oleh pohon2 berukuran raksasa yg saking tingginya seperti menyentuh langit. Pohon2 ini ada yg usianya seratus tahun lebih, dan kalau ada yg tumbang tidak boleh diambil untuk keperluan pribadi misalnya. Pohon2 yg tumbang itu dibiarkan tergeletak hingga dipenuhi oleh lumut yg malah keliatan menarik karena terlihat seperti jenggot kakek2 di film2 silat. Orang2 betul2 menjaga kelestarian parks atau trails..saking patuhnya gak ada tuh yg berani pipis sembarangan. Di Cathedral Grove malah ada public toiletnya meski aku rada sungkan masuk kesana karena kesan-nya spooky. Selain itu masyarakat pada umumnya juga senang sekali berkebun, menanam bunga…entah itu para ibu2nya juga bapak2nya. Di Indonesia para pebisnis kita terlalu sering melanggar peruntukan sebuah lahan yg semestinya dilindungi. Cilakanya pejabat2nya pun tidak kalah tololnya dengan memberikan izin membangun karena mereka mengincar saweran (uang tambahan). Aku juga sudah capek melihat terlalu banyak mall atau ruko2 dibangun di tempat yg bukan semestinya…contohnya Kelapa Gading. Kayaknya kalau ada pengusaha Indonesia yg dikasih wewenang untuk menjalankan usaha di tempat tinggalku sekarang..bisa habis deh itu jajaran pohon2 pinus di sepanjang jalan πŸ™‚ bukan ngejelekin ya…ini fakta!

    Nah ini dia El yang kutunggu, tulisan tentang park di sana. Moga2 jadi bahan belajar buat orang2 kita tentang bagaimana turut menjaga sebuah taman kota. Agak jengkel kalau melihat kebersihat taman ini El, pedagang, tukang ojek, dan pengunjung seenaknya membuang sampah. Selain itu jarang sekali disediakan tempat sampah sepanjang trails, makanya agak sedikit kumuh. So, ditunggu tulisannya plus foto2nya tentunya πŸ™‚

  3. boy Says:

    foto hutan yang pertama keren ya, bisa ketangkap perbedaan warna pohon yang di depan sama rimbunan pohon yang dibelakang

    Jadi bener mau beli kamera ? πŸ™‚

  4. yudhi anak bandung Says:

    asyik nie liputannya,tapi ada yg kelewat kalo ngomongin dago pakar,,,,,TEPI CEMARA CAFE di depan parkiran TAHURA….

Comments are closed.


%d bloggers like this: