Anak saya yang gemar ngemil itu selalu bersemangat menemani saya mencari makanan walau jam sudah menunjukan jam 10 malam. Mobil yang kami tumpangi mulai diarahkan ke arah Utara kota Bandung. Jalanan sudah lengang hingga waktu tempuh dari kawasan Alun Alun ke Jalan Cilaki hanya kurang dari setengah jam. Kami ingin menikmati Bajigur dan Bandrek, dua jenis minuman khas kota ini yang sedap dinikmati saat malam yang cukup dingin. Moga2 fotonya bisa membuat anda berfantasi akan kelezatan kuliner Bandung. So let’s drool !
1. BAJIGUR HJ. SITI MAEMUNAH
Lokasinya merupakan pindahan dari Jalan Suprtaman yang sekarang menempati kawasan di Jalan Cilaki Bandung. Buka menjelang malam dan bersiaplah untuk antri saat penghujung Minggu karena ramainya pengunjung. Kadang jam 10 malam minuman bajigur sudah tandas diborong pembeli yang antri cukup panjang.
Harganya di bawah 10 ribu per gelas bajigur yang dicampur dengan buah kolang kaling. Selain bajugur, mereka menjual bandrek, nangka goreng, nanas goreng, serta berbagai gorengan lain. Pemiliknya sudah meneruskan usaha ke generasi kedua dan menjadi salah satu tempat favorit bagi pencari kehangatan segelas bajigur panas.
2. BUBUR PR
Maksudnya gerobak penjual bubur yang nongkrong di depan kantor redaksi koran Pikiran Rakyat (PR), sebuah media massa lokal di Bandung. Lokasinya berada di Jalan Asia Afrika berhadapan dengan hotel Savoy Homan yang masyhur itu. Lihat saja setiap malam minggu mobil2 berderet panjang hingga agak susah untuk mencari tempat parkir. Pemandangan seperti ini berlangsung setiap malam terutama di malam mingguan saat orang2 berebut ingin menikmati semangkuk bubur panas yang dijual seharga 13 ribu per porsinya.
Buka sejak tahun 80an dan menjadi langganan para pekerja malam dan anak2 muda. Saat saya datang sekitar jam satu dini hari, pemiliknya tidak pernah berhenti melayani pengunjung yang terus datang silih berganti. Kadang diperlukan kesabaran menunggu akibat pembeli yang rela mengantri cukup lama.
3. PERKEDEL BONDON
Bondon (bodeka donto/montok) adalah istilah perempuan nakal yang mulai keluar jam 11 malam dan pulan menjelang pagi. Konotasi ini kemudian melekat pada kuliner perkedel yang hanya dijual menjelang jam 11 malam hingga jam 4 pagi. Harganya 1000 per buah dan jangan segan untuk memesan dalam jumlah banyak karena rasanya yang gurih dan tekstur agak kasar sangat cocok dipadankan dengan sambal terasi yang pedas itu. Gak keburu foto perkedelnya karena tangan ini terus saja rajin menjamah yang cepat sekali tandas 🙂
Bukanya memang jam 11, tapi datanglah minimal setengah jam sebelum buka dan minta nomor antrian. Saat malam mingguan, jangan harap dapat tempat duduk, tapi demi merasakan racikan perkedel H. Unus banyak pengunjung rela menanti pesanan hingga satu jam lebih.
Nama warungnya yang merupakan warteg adalah ibu Haji Unus, 80an tahun, yang membuka usahanya sejak tahun 1975. Perkedelnya mulai naik daun di tahun 80an dan sekarang menjadi tempat berkumpul para pecinta perkedel yang. Setiap hari mereka menghabiskan hingga 50kg kentang sebagai bahan dasar perkedel. Proses pengupasan yang lama dan hanya dikerjakan secara manual merupakan satu alasan mengapa mereka buka menjelang tengah malam. Lokasi di Jalan Stasiun Selatan, sebuah terminal angkutan umum yang selalu ramai.
Nasi Kalong
Jangan khawatir ini bukan nasi plus daging kelelawar, tapi sebuah rumah makan yang buka menjelang malam hingga pagi hari. Namanya ya Nasi Kalong yang warnanya kehitaman yang berasal dari beras merah. Ms. Kalong pemiliknya sengaja membuka warungnya hingga menjelang pagi untuk menggarap pasar orang2 yang biasa tidur lewat tengah malam.
Menunya berkisar antara 10-20 ribuan dan ramai dikunjungi saat jam menunjukan pukul semibilan hingga tengah malam nanti. Berlokasi di jalan Riau, kawasan bandung Utara tempat Factory Outlet yang berada di sepanjang jalan ini.
Kelaparan tengah malam ? Kuliner di atas bisa dijadikan pilihan ganjal perut anda. Posting berikut juga tentang kuliner suegerrrr, gak keberatan kan ?
Tags: bajigur bandung, bajigur jalan cilaki, bajigur siti maemunah, bajigur supratman, bandrek bandung, bubur pak kumis, bubur pikiran rakyat, bubur pr, jajanan bandung, kuliner bandung, nasi kalong, perkedel bondon
April 12, 2009 at 7:42 pm
Om, saya penasaran sama nanas goreng.. enak ya??rasanya keq apa tuh 😀
April 12, 2009 at 8:16 pm
Sama Ther! Gw juga blm pernah nyoba nanas goreng.. hihi.. Wah jadi penasaran ama perkedel bondon ama nasi kalong. Nasi kalong keliatannya makanan sehat ya Ton? Sedappp!! Hehehe.. Klo bandrek uda pernah nyoba, ga demen. Bajigur rasanya mirip2 kah?
April 12, 2009 at 9:16 pm
Pertanyaan sama spt Therry & Devi, Nanas & Nangka goreng rasanya gimana ya? Itu bajigur pake parutan kelapa muda?
Wah, tambah lagi alamat untuk wis kuliner di Bandung. Kayanya ngga bakalan sempet dicobain deh semuanya.
April 12, 2009 at 10:10 pm
wah, layoutnya baru 🙂
yang paling dirindukan dari indonesia memang jajanan malam yang selalu tersedia seperti yang ditulis diatas. bubur ayam, nasi kalong, perkedel………..ah
April 13, 2009 at 3:01 am
Ternyata, saya banyak tdk tahu bila malam menjelang di bandung ada makanan lezat menanti, dibandingkan siang. Thx pa Toni, saya akan coba kebetulan lokasinya dekat rumah saya. Fotonya yg menjadi buat penasaran.
April 13, 2009 at 1:19 pm
manteb sekali info nya om Toni…!!
info yg udah jadi “rahasia umum”
tapi di blog om Toni begitu menarik!!
No.3 Perkedel Bondon…
Fave!! ntar malem segera meluncur dech kesana…
April 23, 2009 at 2:17 am
Saya gak bisa komentar lagi deh, cuman bisa drool beneran!
Dan pas baca posting ini, memang saya lagi laper, luwe! 😛
April 24, 2009 at 2:29 pm
Ton, baru bisa online lagi nih..komputernya meni dodol pisan. Foto2 kulinernya makin seru aja…duh kang Toni entong ngabibita atuh. Ngiler banget nih lihat aneka jajanan.
April 24, 2009 at 8:28 pm
Wahh benar2 sedaaap…bajigurnya membuat haus…
Kapan tuh pas meninjau Saung Angklung Udjo, bajigurnya juga enak sekali.
Hmm ya, bubur ayam di depan PR memang terkenal ya..pas sempat nginep di Savoy, malam-malam diajak teman ke situ.
May 5, 2009 at 10:27 am
enak
May 20, 2009 at 12:30 am
bagaimana rasa bajigur kalo digital? hehe
February 10, 2010 at 10:28 pm
wah no 1 ma no 2 belum saya coba tuh, boleh lah kapan-kapan coba 🙂