Beda Imigrasi Malaysia di perbatasan Singapura dengan Kuala Lumpur International Airport

Pengalaman saya sih beda banget perlakuan pertugas imigrasinya. Mungkin mereka mengasumsikan kalau yang datang melalui airport pasti tipikal orang2 mampu (padahal dibiyain kantor, he3x) jadi tidak dipersulit. Beda kalau masuknya lewat jalan darat dari Singapura, pemeriksaan agak ketat. Tapi ini tipsnya.

Karena sesama negara ASEAN, kita tidak perlu visa untuk datang ke Malaysia, cukup dengan paspor yang biasanya akan diberi izin tinggal 30 hari. Imigrasi di airport tidak banyak tanya, cuma gesek buku pasport dan bolak balik isinya, cap, selesai. Agak berbeda perlakuannya dengan jalan darat.

Biasanya saya naik taksi khusus Singapura yang mempunyai izin menyebrang perbatasan ke Malaysia, jadi tidak semua taksi bisa membawa kita. Starting pointnya juga di tempat khusus semacam terminal taksi dengan tarif sekitar 350 ribu rupiah sampai ke Johor Bahru, juga di terminal taksi tidak bisa di tempat yang lain karena takut ancaman supir taksi Malaysia. Form imigrasi Malaysia sudah tersedia di mobil taksi, jadi jangan khawatir soal ini. Supir taksi pun pasti akan memberikan form tersebut kepada penumpang untuk diisi.

Waktu tempuh dari kota Singapura ke Johor biasanya sekitar 45 menit, tapi saat jam sibuk bisa 1 jam lebih karena kemacetan di Woodland, perbatasan Singapura Malaysia. Maklum banyak pekerja Malaysia mencari nafkah di Singapura dan pulang lagi sore harinya dengan menggunakan kendaraan motor. Macetnya persis seperti Jakarta, tapi tentu lebih tertib.

Satu perbedaan yang mencolok, antrian di imigrasi Singapura lebih cepat dibandingkan dengan Malaysia yang agak lelet.  Saat tiba di counter imigrasi Malaysia, paspor saya terus di perhatikan dengan teliti.  Orang Indonesia, laki2, pergi sendirian, pas dengan profil TKI ilegal. Mungkin itu kecurigaan mereka.

Kalau petugas mulai tanya pakai bahasa Melayu, saya akan menjawab dengan bahasa Inggris sebagus mungkin. Kadang ini trick petugas imigrasi di sana,  kalau jawaban kita agak nervous, plus penampilan kumel, bawa ransel, siap2 untuk digiring ke ruangan khusus karena dicurigai sebagai pendatang haram. Makanya harus sedikUntung itu tidak pernah terjadi. Kolega saya yang perempuan pun diperlakukan sama dengan berbagai pertanyaan. Mungkin karena menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar, ia terlepas dari kecurigaan petugas. Bahasa Inggris mereka juga gak bagus2 amat tuh.

Kalau semua lancar, petugas akan menpaspor kita, 30 hari juga izin tinggalnya. Itu saja tips-nya, kalau punya pengalaman lain boleh share di sini.

Tags: , , , ,

6 Responses to “Beda Imigrasi Malaysia di perbatasan Singapura dengan Kuala Lumpur International Airport”

  1. Anonymous Says:

    hahahaa iya betul tuh Pak.
    Soalnya Waktu itu saya dan teman saya pengen pergi ke singapura via darat dari Kuala Lumpur .Kemudian saat tiba di Imigrasi Johor baru teman saya di interogasi masalah passport. Dia beralasan pasport teman saya tidak bisa di baca di layar monitor terus supaya bisa lewat harus bayar RM 100 ,Karena kita pengen berangkat terpaksa harus bayar ,Aneh ya, bukan di Indonesia saja ada praktek seperti itu.

    Idiih, itu petugas meniru kita, atau kita meniru mereka ya 🙂

  2. benni Chaniago Says:

    Hheheh…. itu memang mungkin nasib kita sebagai warga negara indonesia, yang sekarang ini memang dianggap rendah oleh Malaysia, tapi saya rasa immigrasi malaysia lebih ramah dari pada singapura, saya pernah masuk singapura dari johor via woodsland,sampe di imigrasi singapura di interogasi selama 4 jam,Sampe sampe saya ketinggalan bus,hanya gara-gara nama saya pakai BIN, dia ingat Bin Laden Kali…hahahaa. Tapi gak saya aja kok, semua orang yang pegang paspor indonesia mesti diperlakukan seperti itu,….

  3. Dini Says:

    itulah piciknya malaysian…..tahunya indonesian yang datang ke negaranya tuh se level dengan “babu”
    so ya gitu deh perlakuan mereka…..
    tak kira kita sebenanya mau melancong atau sekedar jalan aja…..
    so buat indonesian yang belum pernah ke malaysia…siap siap aja dipandang rendah..heheheh
    mang betul kalau kita komunikasi dengan bhs Inggris mereka pasti lebih respect deh..tak kira itu urusan dengan imigrasi,kastam atawa lainnya….
    untuk singapura….kupikir sama aja ya…
    kalau thailand wah lebih cepat lagi…maybe karena thailand bukan pengimpor tenaga kerja “INDON ” ya heheheh jadi kita kita dianggapnya selevel….
    sebel deh kalau jumpa malaysian trus nyebut kita …”orang Indon ?”
    tetap aja hujan emas di negeri orang hujan batu dinegeri sendiri….

  4. Dandi Says:

    Ya itu sih salah pemerintah kita juga, kenapa yang dikirim kerja ke luar negri sebagian besar levelnya PRT atau kuli kasar. Jangan salahkan malaysian saja. Orang-orang di Hongkong, Singapura, Arab, juga begitu, menganggap rendah orang Indonesia. Malah di arab, kalo manggil perempuan Indonesia, selalu “Siti Rahma”.

  5. ricky Says:

    kasia indonesia y…
    hehehe
    ganyang malaysia

    Jangan ah, kasian tuh 🙂

  6. Irawan Says:

    Kalau pengalaman saya malah terbalik pak. Saat dari Kuala Lumpur menujur Singapura untuk membeli barang, malah saya diperlakukan tidak enak di Imigrasi Singapura. Sempat satu jam saya ditanya macam2 di Kantor Imigrasi mereka, Sampai akhirnya teman saya yang orang Singapura memberikan jamninan untuk saya. heheh. Malahan di Imigrasi Malaysia saya mendapatkan kemudahan dari mereka

Comments are closed.


%d bloggers like this: